Mengenal File EPS dan Sifatnya

Jika kamu baru saja terjun di dunai desain, pasti akan dikagetkan dengan berbagai jenis format file. Mungkin yang selama ini kamu tahu adalah JPEG, GIF, PNG, dan BMP. Namun, kini kamu akan berhadapan dengan banyak jenis file. Ada .AI, .CDR, .EPS, dan format-format lainnya.


Di tulisan kali ini saya akan sedikit mengulas mengenai .EPS. Mengapa EPS ini saya ulas? Tentu saja karena banyak yang menanyakan ke saya mengenai file ini.

Pertama kali saya kenal EPS adalah sekitar tahun 2012 saat saya mencoba ikut lomba di 99designs. Meskipun tidak pernah menang dan dapat hadiah di sana, setidaknya saya tahu dari grup Facebook bahwa biasanya pemenang lomba akan dimintai untuk upload file format EPS.

Tak hanya itu sih, jika kamu menjelalah di Envato khususnya Graphicriver, di sana kamu akan menemukan bahwa logo-logo yang dijual di sana, kebanyakan diberikan format EPS. Saya juga dulu sempat mikir, mengapa tidak .CDR atau .AI saja.

Ternyata... jawabannya adalah karena EPS ini adalah format yang paling umum. EPS atau yang kepanjangan dari Encapsulated PostScript ini dulunya adalah format yang dibuat oleh Adobe di tahun 1992 untuk meletakkan grafik raster maupun vektor dan mengkompresnya dalam ukuran kecil. Saya juga sempat menemukan adalah file bitmap yang sengaja ditaruh di dalam file EPS agar ukurannya tetap kecil.

Sifat-sifat File EPS

Untuk mengerti apa itu file EPS lebih jauh, saya akan mendemokan beberapa sifat yang dimiliki oleh file EPS ini. Saya langsung ambil kasus file EPS yang saya download dari Shutterstock. Oh ya, jika kamu ingin download gambar/vektor dari Shutterstock, bisa pakai bantuan jasa download Shutterstock IDCopy.


Di Shutterstock ini banyak sekali file vektor dengan selera desain yang bagus. Berbeda dengan desain vektor yang biasanya ada di website Freepik atau website vektor gratis lainnya.

Berikut ini adalah ukuran file vektor EPS dari Shutterstock yang sudah saya download. Ukurannya adalah 7,8 MB.

Ukuran Normal (7,8 MB)

Lalu saya buka di Adobe Illustrator. Ukuran gambarnya sekilas terlihat kecil.

Normal (sebelum diskala)

Karena file EPS kali ini adalah vektor (karena memang lazimnya vektor, jarang sekali yang berisi raster), maka tentu saja bisa diperbesar. Jadi, kamu tak perlu khawatir ketika dibuka ukurannya kok kecil. Santai, bisa diperbesar kok. Dan tidak pecah, karena EPS ini vektor.

Diperbesar dan tidak pecah, karena memang jenisnya vektor

Kerennya EPS ini adalah ukuran file-nya bisa diperkecil dan bisa diperbesar. Bagaimana caranya? Ukuran file EPS yang cenderung besar, bisa diperkecil dengan mengecilkan ukuran vektornya.

Itulah alasan mengapa desainer yang meng-upload EPS ini membuat file ini hanya berukuran 700px x 440px dan berisi banyak gambar vektor. Tidak percaya?

Berikut ini saya akan menunjukkan ukuran EPS bisa membengkak ketika artboard beserta vektor yang ada di dalamnya saya ubah 200% x 200%.

Ukuran piksel 200% x 200% dari semula

Dan apa yang terjadi? Ukuran file-nya ikutan membengkak sekian MB. Setelah dibesarkan, ukurannya menjadi 9,6 MB (ada kenaikan ukuran file sekitar 1,8 MB).

Ukuran file membengkak jadi 9,6 MB

Itu baru diperbesar 200% x 200% dari semula. Bayangkan jika ukurannya dibesarkan lagi sesuai ukuran yang diinginkan. Ya tentu saja ukuran file-nya akan bertambah besar lagi. Sedangkan di Shutterstock sendiri, biasanya ada batasan ukuran maksimal untuk vektor (EPS). Di blog Shutterstock sendiri dijelaskan bahwa maksimal ukuran vektor adalah 15 MB. Kamu bisa melihatnya di sini.

Kesimpulan

Setelah kamu membaca tulisan di atas, bisa saya rangkumkan sebagai berikut:
  1. File EPS adalah file yang digunakan untuk menyimpan vektor, meski bisa juga digunakan untuk menyimpan raster. 
  2. File EPS sengaja dibuat kecil ukuran pikselnya demi menghemat ukuran file. 
  3. File EPS bisa diperbesar semaumu ukuran berapa saja dan hasilnya tidak pecah.
  4. File EPS bisa dibuka di Adobe Illustrator, CorelDraw, Inkscape, Preview, dan aplikasi sejenisnya.

Semoga tulisan ini membantu :)

Komentar