Fungsi Pertolongan Pertama Dengan Kotak P3K
Senangnya melihat anak aktif. Tak jarang ia beredar ke seluruh ruangan untuk memenuhi rasa ingin tahunya terhadap barang-barang yang ia lihat. Begitu juga saat ia bermain di halaman atau taman dekat rumah. Ketika matanya melihat capung yang terbang di atas rumput, tak pelak ia pun berlari ingin menangkap. Padahal, kaki mungilnya masih dalam tahap belajar berjalan. Sebagai orang tua, tentu Anda khawatir anak akan terjatuh. Tetapi, kekhawatiran Anda tidak lantas menjadi alasan untuk melarang ia bermain, kan? Karena jika hal itu Anda lakukan, alih-alih membuat anak merasa aman, justru akan menghambat kreativitas dan perkembangan kecerdasan motoriknya. Sebaiknya, Anda tetap membiarkan ia bebas mengeksplorasi lingkungan dengan menyiapkan amunisi sebagai perlindungan.
Misalnya, perlengkapan pertolongan pertama pada luka. Coba Anda cek, apakah Anda sudah sedia Kotak P3K ? apakah sudah terisi lengkap dengan berbagai peralatan, mulai dari antiseptik hingga gunting untuk memotong kassa? Ibarat sedia payung sebelum hujan, bukan karena ingin anak mengalami cedera, tetapi apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kecil yang tidak diinginkan, Anda bisa sesegera mungkin memberi tindakan yang tepat. Pada skala nasional, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menemukan, sebanyak 36,5% cedera terjadi di rumah, menyusul di sekolah 5,4%, dan persentase terbanyak terdapat di jalan raya sebesar 42,8%. Dari angka itu, proporsi jenis cedera didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir 27,5%, dan luka robek 23,2%.
Dalam kasuistik tertentu, kecelakaan dapat terjadi kapan pun dan dimana pun, namun mayoritas masyarakat masih terbiasa mencari perlengkapan P3K setelah mengalami luka. Hal ini perlu mendapat perhatian karena proses penyembuhan luka kecil dapat terhambat atau menimbulkan luka yang serius. Kasus-kasus di instalasi gawat darurat (IGD) tidak selalu terkait dengan luka besar atau fatal. Tidak jarang kami menerima pasien dengan luka tersiram air panas, lecet, atau sekadar cedera memar ringan. Namun, sangat disayangkan, karena terkadang penanganan pertamanya kurang tepat, sehingga menyebabkan infeksi. Di sinilah pentingnya persiapan perlengkapan P3K seperti obat merah, kain kasa, plester perekat luka, dll yang tentunya bisa diaplikasikan dan disempurnakan dengan pengetahuan dasar penanganan luka ringan.
Misalnya, perlengkapan pertolongan pertama pada luka. Coba Anda cek, apakah Anda sudah sedia Kotak P3K ? apakah sudah terisi lengkap dengan berbagai peralatan, mulai dari antiseptik hingga gunting untuk memotong kassa? Ibarat sedia payung sebelum hujan, bukan karena ingin anak mengalami cedera, tetapi apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kecil yang tidak diinginkan, Anda bisa sesegera mungkin memberi tindakan yang tepat. Pada skala nasional, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menemukan, sebanyak 36,5% cedera terjadi di rumah, menyusul di sekolah 5,4%, dan persentase terbanyak terdapat di jalan raya sebesar 42,8%. Dari angka itu, proporsi jenis cedera didominasi oleh luka lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir 27,5%, dan luka robek 23,2%.
Dalam kasuistik tertentu, kecelakaan dapat terjadi kapan pun dan dimana pun, namun mayoritas masyarakat masih terbiasa mencari perlengkapan P3K setelah mengalami luka. Hal ini perlu mendapat perhatian karena proses penyembuhan luka kecil dapat terhambat atau menimbulkan luka yang serius. Kasus-kasus di instalasi gawat darurat (IGD) tidak selalu terkait dengan luka besar atau fatal. Tidak jarang kami menerima pasien dengan luka tersiram air panas, lecet, atau sekadar cedera memar ringan. Namun, sangat disayangkan, karena terkadang penanganan pertamanya kurang tepat, sehingga menyebabkan infeksi. Di sinilah pentingnya persiapan perlengkapan P3K seperti obat merah, kain kasa, plester perekat luka, dll yang tentunya bisa diaplikasikan dan disempurnakan dengan pengetahuan dasar penanganan luka ringan.
Komentar
Posting Komentar