Kisah Persahabatan Manusia dengan Anjing

Persahabatan tidak hanya terjalin antara manusia dan manusia atau hewan dengan dengan hewan. Namun dalam keseharian kita, banyak kita temui kisah persahabatan yang mengharukan antara manusia dan hewan. Satu contoh kisah persahabatan manusia dengan anjing. Seperti yang kita tahu, hewan yang paling mudah akrab dengan manusia adalah anjing. Oleh karena itu anjing lebih banyak dipilih untuk dipelihara dibanding hewan lainnya.


Kisah Pak Tani dan Anjing

Kisah persahabatan manusia dengan anjing sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu. Tentu saja ada bumbu-bumbu cerita mengharukan, membahagiakan, bahkan kadang menguras airmata, seperti “Kisah Pak Tani dan anjing” berikut ini.

Di suatu desa hiduplah Pak Tani dengan anaknya yang masih bayi dan anjing kesayangannya. Sang istri sudah meninggal ketika melahirkan anaknya karena pendarahan. Maka dalam setiap harinya Pak Tani hanya ditemani anjing kesayangannya dan anaknya yang masih berusia 3 bulan.
Dalam kesederhanaannya, hari-hari Pak Tani dihabiskan untuk bekerja di sepetak kebun belakang rumah. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan ia membuat perkakas dapur dari anyaman bambu. Hasilnya dibelikan susu untuk anaknya dan keperluan sehari-hari, termasuk memberi makanan anjing kesayangannya.

Si Manis, begitu Pak Tani memberi nama anjing kesayangannya adalah anjing yang penurut. Setiap hari ia setia menjaga anak Pak Tani jika ditinggal ke kebun. Pagi itu Pak Tani berangkat ke pasar untuk menjual dagangannya dan mempercayakan anaknya untuk dijaga Si Manis.

Dua jam berselang Pak Tani pulang dari pasar. Ia merasa curiga karena tidak biasanya sang anak yang masih bayi menangis. Dan alangkah terkejutnya ketika ia menggendong bayinya ada bercak darah di lengan sang bayi. Sejurus kemudian ia juga melihat ada darah di kuku-kuku Si Manis yang duduk tak jauh dari situ.

Tanpa pikir panjang Pak Tani memukul Si Manis dengan tongkat berulang kali karena menyangka anjing kesayangannya tersebut sudah menyakiti bayinya. Mendapat pukulan bertubi-tubi Si Manis diam sambil menahan sakit. Ia juga tidak berlari menjauh. Tubuhnya kemudian tergolek karena tidak kuat menahan sakit.

Sesaat setelah Si Manis tak berdaya Pak Tani menggendong anaknya ke luar rumah. Namun baru saja melangkah Pak Tani kaget karena ada seekor ular mati dengan tubuh tercabik-cabik tak jauh dari ayunan anaknya. Sejurus kemudian barulah Pak Tani sadar bahwa Si Manis tidak bersalah. Justru Si Manis berusaha melindungi sang bayi dari gangguan ular.

Pak Tani mengusap darah di lengan anaknya, dan ternyata itu hanya darah ular yang memercik akibat cakaran Si Manis. Pak Tani menyesal segera ia menghampiri Si Manis bermaksud untuk mengobatinya. Namun sayang, akibat pukulannya Si Manis anjing kesayangannya tersebut telah mati. Pak Tani sangat menyesal dengan tindakan cerobohnya itu.

Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari kisah persahabatan manusia dengan anjing diatas. Terutama bagaimana mengendalikan pikiran agar tidak mudah curiga pada siapapun, termasuk kepada hewan peliharaan kita sendiri.

Komentar